Rangkuman PKWU Kelas 11 Semester 2 Materi Tanaman Hias : Aglonema Donacarmen

 

Tanaman Aglonema Donacarmen


 

1.   Asal Usul Tanaman

Tanaman Aglonema atau yang sering disebut sri rejeki merupakan tanaman hias populer dari suku talas-talasan atau Araceae. Genus Aglaonema memiliki sekitar 30 spesies.

Sedangkan tanaman Aglonema Donacarmen sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman hasil  silangan yang dilakukan oleh Greg Hambali pada tahun 1985, Greg Hambali mendapat julukan sebagai Bapak Aglonema Indonesia karena telah menyilangkan berbagai macam tanaman aglonema dan menghasilkan jenis baru yang unggul. Donacarmen diambil dari  nama seorang penjual nasi di Brazil, tempat dimana Greg Hambali singgah untuk makan selama melakukan ekspedisinya. Tanaman ini kemudian menjadi primadona di masyarakat selama beberapa tahun sejak pertama kali diperkenalkan.

2.   Klasifikasi Tanaman

Kerajaan:

Plantae

Divisi:

Magnoliophyta

Kelas:

Liliopsida

Ordo:

Alismatales

Famili:

Araceae

Sub Famili

Aroideae

Suku

Aglaonemateae

Genus

Aglaonema

 

3.   Manfaat Tanaman

Seperti tanaman Aglonema yang lain, tanaman Aglonema Donacarmen juga memiliki berbagai manfaat, antara lain :

·         Tanaman hias 

      Bentuk daun warna daun yang beragam dan menarik menjadikan tanaman ini salah satu pilihan utama untuk memperindah halaman atau teras

·         Potensi bisnis

Tingginya minat masyarakat untuk menanam dan mengoleksi tanaman aglonema menjadi peluang bisnis yang menguntungkan bagi para pembudidaya tanaman hias.

·         Menyerap Polutan

Terdapat penelitian yang mengatakan jika tanaman aglaonema dikombinasikan dengan tanaman lidah mertua dapat menggantikan fungsi dari AC dalam memfilter udara. Perpaduan keduanya dapat menyerap polutan di udara, seperti asap rokok dan menetralisirnya. Sri rejeki juga bisa jadi anti bakteri yang dapat menekan jumlah populasi spora jamur hingga 50%.

·         Kontes Tanaman Hias

Hampir setiap musim para penghobi tanaman hias mengadakan kontes tanaman hias dan aglaonema menjadi salah satu jenis flora yang dikonteskan. Tanaman yang memenangkan kontens tentunya akan dihargai dengan nilai fantastis, bahkan hingga seharga ratusan juta rupiah.

4.   Habitat Tanaman :

Secara alami tanaman ini tumbuh di kawasan hutan hujan tropis. Di habitat aslinya tumbuhan sri rejeki memerlukan instensitas penyinaran rendah atau tempat teduh dengan kelembaban tinggi dan suhu setidaknya diatas 15 derajat Celcius. Sri rejeki yang tumbuh di tempat yang terlalu dingin akan menyebabkan munculnya bercak-bercak gelap pada daun-daunnya.

5.   Morfologi tanaman :

·         Sistem perakaran tanaman sri rejeki adalah serabut berwarna putih.

·         Batang tidak berkambium atau tidak berkayu dan tumbuh secara tegak hingga menjalar. Batang yang merambat diatas tanah memiliki akar simpul, ukurannya sekitar 1 sampai 3 cm tergantung jenis dan lingkungan pertumbuhan.

·         Bentuk daun menyirip dengan pembuluh pengangkut xilem dan floem yang tersusun secara acak.

·         Warna daunnya bermacam-macam, terutama didominasi warna hijau dan perak dengan campuran warna merah, kuning, oranye dan sebagainya. Jenis aglaonema budidaya mempunyai ragam warna daun yang lebih variatif.

·         Aglaonema menghasilkan bunga yang tidak sama dalam satu spadix. Bunga sri rejeki mempunyai bunga betina yang tumbuh di dekat pangkal dan bunga jantan pada sekitar ujungnya.

·         Tanaman sri rejeki juga menghasilkan buah berukuran 1 cm, berwarna merah ketika matang dengan lapisan tipis yang menutupi sebuah biji.

·         Sri rejeki dianggap beracun karena mengandung kristal kalsium oksalat yang menyebabkan iritasi pada selaput lendir jika tertelan dan dapat menyebabkan iritasi kuliat yang menimbulkan ruam.

6.   Budidaya Tanaman

a.      Syarat Tumbuh

Tanaman sri rejeki ideal tumbuh di kawasan dataran rendah hingga ketinggian 300 sampai 400 mdpl. Tumbuhan ini menyukai lingkungan yang teduh dengan pencahayaan sedang.

Sebaiknya sinar matahari tidak langsung mengenai tanaman atau hanya 10% hingga 30% dan lingkungan memiliki kelembaban sekitar 50% hingga 70% dengan suhu maksimal 30 derajat Celcius dengan sirkulasi udara yang baik.

b.      Media Tanam

Media tanam yang digunakan berupa porous atau memiliki porositas yang baik dengan komposisi yang terdiri dari pakis, sekam bakar, pasir malang dan humus. Seluruh media tanam tersebut harus steril dan bebas dari penyakit dengan tingkat pH 7 yang kaya akan unsur hara.

c.       Pembibitan

Perbanyakan tanaman sri rejeki dapat dilakukan dengan metode generatif melalui biji dan vegetatif melalui stek batang serta pemisahan anakan.

d.      Penanaman

Cara menanam aglaonema menggunakan sistem vegetatif melalui sistem pemisahan anakan adalah cara paling mudah serta memiliki keuntungan tanaman baru akan memiliki sifat sama dengan tanaman induk. Pertama kita harus menyiapkan media tanam dengan komposisi campuran pakis, sekam bakar, pasir malang dan humus dengan perbandingan 1:1:1:1. Siapkan pot berukuran sedang yang memiliki lubang drainase dan kaki-kaki agar air tidak menggenang.

Masukkan media tanam ke dalam pot. Pilihlah indukan yang sehat dan telah menghasilkan tunas atau anakan yang biasanya tumbuh bergerombol dipangkal batang. Potong anakan aglaonema menggunakan pisau tajam dan steril, usahakan tidak melukai tanaman induknya.

Sebelum bibit tanaman sri rejeki ditanam di dalam pot, oleskan perangsang akar pada bekas potongan dan celupkan ke dalam larutan pestisida agar menghindari tumbuhnya jamur dan infeksi pada tanaman. 

Tanamlah bibit baru ke dalam pot dan letakkan di tempat yang teduh. Siram secara rutin setiap pagi dan sore namun jangan samapi ada genangan air yang tersisa. Biasanya dalam 4 minggu akar tanaman telah tumbuh dengan baik.

e.        Perawatan

Agar daun-daun sri rejeki tumbuh cantik, lakukan penyiraman setiap 1 atau 2 hari sekali dengan pemupukan rutin namun dosisnya rendah. Pupuk yang baik adalah pupuk organik, seperti kompos maupun pupuk kandang. Jagalah kebersihan lingkungan dan media tanam agar tanaman tidak terserang penyakit.

Hama yang sering menyerang aglaonema antara lain kutu putih, ulat dan belalang, sedangkan penyakit yang sering menyerang biasanya disebabkan oleh cendawan, bakteri dan virus Jika tanaman terserang, kita dapat menggunakan insektisida, bakterisida atau fungisida untuk pengendalian.

edit 14/01/2024:
follow my tiktok account :https://www.tiktok.com/@clinopyroxene_  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teks Deskripsi Bahasa Jawa tentang Klepon

Teks Deskripsi Bahasa Jawa Dadar Gulung

Jawaban soal PKN kelas 10 halaman 211 buku paket k13 revisi